KEPEMIMPINAN
v Arti
Penting Kepemimpinan
Seorang pemimpin dapat membuat
suatu perbedaan pada faktor – faktor hasil akhir : prestasi, pencapaian tujuan,
dan pertumbuhan serta perkembangan individu. Namun, derajat perbedaan dan
proses menggunakan kepemimpinan untuk membuat suatu perbedaan agak kabur.
Beberapa pakar teori dan peneliti memberikan advis yang agak hati – hati akibat
dari kepemimpinan.
Bukti empiris dari besarnya efek
kepemimpinan pada prestasi bersifat moderat. Sejumlah alasan telah dikemukakan
atas terjadinya efek moderat dari pemimpin terhadap prestasi dan hasil
organisasi lain. Pertama, mereka yang dipilih sebagai pemimpin memiliki latar
belakang, pengalaman dan kualifikasi yang mirip. Kemiripan dari individu –
individu yang dipilih ini akan mengurangi keragaman karakteristik yang
diperlihatkan oleh pemimpin. Kedua, bahkan pemimpin yang berada pada tingkatan
paling tinggi tidak memiliki kendali unilateral terhadap sumber daya. Perubahan
– perubahan besar membutuhkan persetujuan, pembahasan, dan modifikasi yang
diusulkan oleh pihak lainnya. Ketiga, banyak faktor yang tidak dapat
dikendalikan atau dimodifikasi oleh seorang pemimpin.
Maka dari itu, kepemimpinan
tentu saja sangat penting bagi jalannya organisasi karena jika sebuah organisasi
berjalan tanpa adanya unsur kepemimpinan yang baik dari anggotanya juga dari
pemimpin organisasinya, maka setiap masalah yang muncul dalam berjalannya
organisasi tersebut akan sulit untuk diselesaikan secara cepat dan efisien,
yang mengakibatkan tujuan adanya organisasi tersebut terhambat dan kepuasan
dari tercapainya tujuan tersebut persentasenya sangat rendah.Seorang pemimpin harus
memiliki keahlian dan kemampuan sosial agar menjadi seorang pemimpin yang baik
dan bertanggung jawab serta seorang pemimpin harus benar – benar dapat
melaksanakan tanggung jawabnya, melakukan kontrol dan pengendalian agar tujuan
didalam organisasi tersebut dapat tercapai. Karakteristik pemimpin sukses
terdiri dari : Cerdas, Terampil secara konseptual, Kreatif, Diplomatis dan
taktis, Lancar berbicara, Memiliki pengetahuan tentang tugas kelompok,
Persuasive, dan Memiliki keterampilan sosial.
v Tipologi
Kepemimpinan
1. Tipe
Kharismatis
Tipe pemimpin kharismatis ini memiliki kekuatan
energi, daya – tarik dan perbawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain,
sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal –
pengawal yang bisa dipercaya. Sampai sekarangpun orang tidak mengetahui benar
sebab-sebabnya , mengapa seorang itu memiliki kharisma begitu besar. Dia
dianggap mempunya kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan – kemampuan
yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha – Kuasa. Dia
banyak memiliki inspirasi, keberanian dan berkeyakinan teguh pada pendirian
sendiri. Totalitas kepribadian pemimpin ini memancarkan pengaruh dan daya –
tarik yang teramat besar. Tokoh – tokoh besar semacam ini antara lain ialah : Jengis
Khan, Hitler, Gandhi, John F. kennedy,
Soekarno, Margarete Teacher, Gorbachev, dan lain – lain.
2. Tipe
Paternalistis
Yaitu tipe kepemimpinan
yang kebapakan, dengan sifat – sifat antara lain sebagai
berikut
:
1. Dia
menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak / belum dewasa , atau anak
sendiri yang belum dikembangkan.
2. Dia
bersikap terlalu melindungi (overly protective).
3. Jarang
dia memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri.
4. Dia
hampir – hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
berinisiatif.
5. Dia
tidak memberikan atau hampir – hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada
pengikut dan bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka
sendiri.
6. Selalu
bersikap maha – tahu dan maha – benar.
3. Tipe
militeristis
Tipe ini sifatnya sok kemiliter – militeran. Hanya
gaya luaran saja yang mencontoh gaya militer. Tetapi jika dilihat lebih
seksama, tipe ini mirip sekali dengan tipe kepemimpinan otoriter. Hendaknya
dipahami, bahwa tipe kepemimpinan tipe militeristis itu berbeda sekali dengan
kepemimpinan organisasi militer (seorang tokoh militer).
4. Tipe
Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Otokrat
berasal dari perkataan autos =
sendiri; dan kratos = kekuasaan,
kekuatan. Jadi otokrat berarti : pengusaha
absolut.
Kepemimpinan otokratis itu mendasarkan diri pada
kekuatan dan paksaan yang mutlak yang harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu mau
berperan sebagai “pemain tunggal” pada “a one man show”. Dia berambisi sekali
untuk merajai situasi. Setiap perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa
berkonsultasi dengan bawahannya. Anak buah tidak pernah diberi informasi
mendetail mengenai rancangan dan tindakan yang harus dilakukan. Semua pujian
dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi
pemimpin sendiri.
5. Tipe
Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan
laissez faire ini sang pemimpin praktis tidak memimpin;
dia
membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak
berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan
tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri. Dia merupakan pemimpin
symbol, dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis. Sebab duduknya sebagai
direktur atau Pemimpin-Ketua Dewan, Komandan, Kepala biasanya diperolehnya
melalui penyogokan, suapan, atau berkat system nepotisme.
6. Tipe
Populistis
Profesor Peter Worsley dalam bukunya The Third World mendefinisikan
kepemimpinan
populistis sebagai : kepemimpinan yang dapat membangunkan solidaritas rakyat.
Misalnya SUKARNO dengan ideologi
marhaenismenya yang menekankan masalah kesatuan nasional, nasionalisme dan
sikap yang berhati – hati terhadap kolonialisme dan penindasan – penghisapan
serta penguasaan oleh kekuatan – kekuatan asing (luar negeri).
7. Tipe
Administratif atau Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan
yang mampu menyelenggarakan tugas – tugas administrasi secara efektif. Sedang
para pemimpinnya terdiri dari teknokrat dan administratur – administratur yang mampu
menggerakan dinamika modernisasi dan pembangunan. Dengan demikian dapat
dibangun sistem administrasi dan birokrasi yang efisien untuk memerintah; yaitu
untuk memantapkan integritas bangsa pada khususnya, dan usaha pembangunan pada
umumnya. Dengan kepemimpinan administrative ini diharapkan adanya perkembangan
teknis yaitu teknologi, industri, manajemen modern dan perkembangan social di
tengah masyarakat.
8. Tipe
Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia,
dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat
koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung
jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. Kekuatan
kepemimpinan demokratis ini bukan terletak pada “person atau individu
pemimpin”, akan tetapi kekuatan justru terletak pada partisipasi aktif dari
setiap warga kelompok.
v Faktor
– Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan
a.
Kepribadian, pengalaman masa lampau dan
harapan pemimpin
Manajer
yang berhasil banyak dibuktikan dari pribadi yang memenuhi, pengalaman yang
bermanfaat serta harapan yang merupakan visi dari perjuangannya. Dari
kepribadian, pengalaman dan harapannya akan sangat mempengaruhi gaya yang
diperlukan dalam mencapai keberhasilan.
b.
Harapan dan Perilaku Atasan
Gaya
pimpinan yang disetujui atasan manajer sangat penting dalam penentuan orientasi
yang akan dipilih manajer, contoh : seorang atasan kadang – kadang nyata
menyukai gaya yang berorientasi pada tugas, maka manajer harus menyukainya.
c.
Karakteristik, harapan dan perilaku
bawahan
Bawahan
memainkan peran penting dalam mempengaruhi gaya kepemimpinan manajer karena
mereka atau bawahan sebagai orang yang diperlukan untuk mempengaruhi. Tanggapan
bawahan terhadap kepemimpinan berperan penting bagi keberhasilan manajer.
Karakteristik bawahan, harapan dan perilaku ketiga – tiganya sebagai masukan
bagi keberhasilan manajer.
d.
Persyaratan tugas
Persyaratan
dalam bentuk cara kerja bagi bawahan akan mempengaruhi gaya kepemimpinan,
misalnya : pekerjaan yang memerlukan instruksi yang tepat seperti penerapan /
ciri pemberian data dalam bentuk data komputer menuntut suatu gaya yang lebih
berorientasi pada tugas.
e. Kultur dan kebijakan organisasi
Kultur organisasi membentuk pemimpin dan
harapan bawahan. Kebijakan organisasi
juga
mempengaruhi gaya kepemimpinan. Contoh : dalam organisasi dimana iklim dan
kebijakannya mendorong tanggung jawab ketat untuk pengeluaran dan hasil.
f. Harapan dan perilaku rekan
Rekan
manajer adalah kelompok referensi yang penting. Manajer mimbina persahabatan
dengan
rekan dalam organisasi, memperoleh masukan yang bermanfaat dapat
mempengaruhi
efektivitas tindakan manajer.
v Implikasi
Manajerial Kepemimpinan dalam Organisasi
Organisasi apapun yang berdiri,
tentu akan menggunakan konsep kepemimpinan karena ada unsur filosofi
(pandangan), harapan/tujuan, tantangan, dan sumber daya di dalamnya. Semua
faktor itu harus diatur sehingga bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan
kata lain mesti ada konsep kepemimpinan dalam organisasi. Pada tataran
praktis-managerial, konsep kepemimpinan juga mesti diterapkan sehinga dalam
organisasi terkonsep rapi, bersinergis, dan efektif.
Berdasarkan hasil penelitian yang
membahas tentang “Analisis Pengaruh
Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Kinerja
Karyawan” menunjukkan bahwa kelima faktor gaya kepemimpinan : gaya
partisipatif, gaya orientasi prestasi, gaya direktif, gaya supportif, dan gaya
pengasuh berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja,
komitmen organisasi,dan kinerja karyawan. Implikasi dari hasil-hasil penelitian
menganjurkan agar manajemen mempertimbangkan kelima variabel tersebut sebagai
tolak ukur dalam mengembangkan kebijakan yang tepat demi meningkatnya kepuasan
kerja, komitmen organisasi dan kinerja karyawan.
Perilaku pemimpin gaya direktif,
gaya suportif, gaya partisipatif, gaya pengasuh dan gaya orientasi prestasi
mempengaruhi prestasi kerja bawahan dan kinerja bawahan. Dengan mempergunakan
salah satu dari lima gaya tersebut, seorang pemimpin harus berusaha untuk mempengaruhi
persepsi para bawahan dan mampu memberikan motivasi kepada mereka tentang
kejelasan-kejelasan
tugasnya, pencapaian tujuan, kepuasan kerja dan pelaksanaan yang efektif.
Selain itu pemimpin perlu berkonsultasi, bergaul secara informal, sebagai simbol
keberhasilan, menghargai, membimbing, dan memprioritaskan pelaksanaan tugas.
Daftar
Pustaka
1. Soekarso,
Agus Sosro, dkk. 2010. Teori Kepemimpinan. Jakarta : Mitra Wacana Media.
2. Sofyandi,
Herman dan Iwa Garniwa. 2007. Perilaku
Organisasional. Yogyakarta : Graha Ilmu.
3. Kartono,
Kartini. 1998. Pemimpin dan Kepemimpinan
: apakah pemimpin abnormal itu?. Jakarta : PT Raja Grafindo
4.
Raharjo,
Susilo Toto dan Durrotun Nafisah. 2006. “ANALISIS PENGARUH GAYA
KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA, KOMITMEN ORGANISASI
KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA, KOMITMEN ORGANISASI
DAN KINERJA KARYAWAN (STUDI
EMPIRIS PADA DEPARTEMEN AGAMA
KABUPATEN KENDAL DAN DEPARTEMEN
AGAMA KOTA SEMARANG)”. JURNAL STUDI MANAJEMEN & ORGANISASI Volume
3, Nomor 2, Juli, Tahun 2006,
Halaman 69. http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo. Diakses : 11 April 2015.
5. http://muhammadlutfi27-lutfi.blogspot.com/2013/06/implikasi-manajerial-kepemimpinan-
dalam.html. Diakses : 11 April 2015.
dalam.html. Diakses : 11 April 2015.
Comments
Post a Comment