Peran Komunikasi dalam Organisasi
Peran Komunikasi dalam Organisasi
·
Pengertian
dan Arti Penting Komunikasi
Komunikasi
mengandung makna bersama – sama (common). Istilah komunikasi atau communication
berasal dari bahasa Latin, yaitu communication yang berarti bahwa pemberitahuan
atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermkna umum atau bersama – sama.
Para
ahli mendefinisikan komunikasi menurut sudut pandang mereka masing – masing.
Beberapa di antaranya seperti berikut :
1. Hoveland
(1948 : 371) mendefinisikan komunikasi, demikian : “The process by which
an
individual
(the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify, the
behavior of other individu”. (Komunikasi adalah proses di mana individu
mentransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain).
2. Raymond S. Ross (1983 : 8)
mendifinisikan komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih, dan
mengirimkan symbol – symbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar
membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang
dimkasudkan oleh sang komunikator.
Komunikasi
merupakan hal yang sangat penting, karena Komunikasi merupakan
suatu proses menyampaikan informasi oleh seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi, dan masyarakat agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Hal ini termasuk ke dalam hal bersosialisasi,
yang mana sosialisasi merupakan kebutuhan dasar manusia Pada umumnya,
komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah
pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat
dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu,
misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi
dengan bahasa nonverbal.
·
Jenis
dan Proses Komunikasi
1. Komunikasi
intrapribadi
Komunikasi intrapribadi
(intrapersonal communication) adalah komunikasi dengan sendiri – sendiri, baik
kita sadari atau tidak. Contohnya berpikir. Komunikasi ini merupakan landasan
komunikasi antar pribadi dan komunikasi dalam konteks – konteks
lainnya,meskipun dalam disiplin komunikasi tidak dibahas secara rinci dan
tuntas. Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain bergantung pada
keefektifan komunikasi kita dengan diri-sendiri.
2. Komunikasi
antarpribadi
Komunikasi antarpribadi
(interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang – orang secara
tatap – muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Bentuk khusus dari
komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua
orang, seperti suami – istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru – murid, dan
sebagainya. Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab para peserta
komunikasi.
3. Komunikasi
Kelompok
Kelompok adalah sekempulan
orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka
sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga,
tetangga, kawan – kawan terdekat; kelompok diskusi ; kelompok pemecah masalah ;
atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan.
4. Komunikasi
Publik
Komunikasi publik
(public communication) adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan
sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bias dikenali satu persatu.
Komunikasi demikian sering disebut juga pidato, ceramah, atau kuliah (umum).
Komunikasi publik biasanya berlangsung lebih formal dan sulit daripada
komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok, karena komunikasi publik menuntut
perisapan yang cermat, keberanian dan kemampuan menghadapi sejumlah orang. Komunikasi
publik sering bertujuan memberikan penerangan, menghibur, memberikan
penghormatan atau membujuk.
5. Komunikasi
Organisasi
Komunikasi organisasi
(organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal
dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar
daripda komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga
komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan adakalanya juga komunikasi publik.
KOmunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni
komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan
komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi , seperti
komunikasi antar sejawat, juga termasuk gossip
6. Komunikasi
massa
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi
yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah atau elektronik
(televisi, radio), yang di kelola oleh suatu lembaga atau orang yang di
lembagakan, yang di tunjukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di
banyak tempat, anonym, dan heterogen.
Pesan-pesannya bersifat
umum, disampaikan secara cepat, serentak, dan selintas (khususnya media
elektronik). Komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi
organisasi berlangsung juga dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang di
sampaikan media massa ini.
·
Proses
Komunikasi
Semua tugas manajer, tanpa
terkecuali, berhubungan dengan proses komunikasi. Masalah – masalah serius yang
sering muncul adalah disalahkannya perintah dari atasan, tersinggungnya
seseorang oleh gurauan rekan kerjanya, atau disalahartikannya komentar atasan
sehingga terjadi sakit hati dikalangan karyawannya. Situasi tersebut adalah
contoh kegagalan proses komunikasi.
Pertanyaan mendasar yang seharusnya
dikerjakan bukanlah apakah para manajer sudah berkomunikasi, karena komunikasi
merupakan sesuatu yang baku dalam fungsi organisasi. Pertanyaan sesungguhnya
adalah : apakah para manajer berkomunikasi dengan baik atau buruk ? efektif
belum tentu terlaksana. Setiap manajer harus juga menjadi seorang komunikator.
Nyatanya, perilaku apapun yang dilakukan manajer merupakan suatu bentuk
komunikasi kepada seseorang atau suatu kelompok. Terlepas dari berbagai
kemajuan dalam proses komunikasi dan teknologi informasi, komunikasi
antar-individu dalam organisasi masih menyisakan banyak hal yang bisa
diperbaiki. Proses ini terjadi dalam diri tiap individu.
Proses komunikasi melibatkan lima
unsur orang yang menyampaikan pean, pesan yang dikomunikasikan, media
penyampaian, penerima pesan, dan umpan balik. Secara singkat : Siapa –
mengatakan apa – dengan cara apa – kepada siapa – dengan dampak apa? Untuk
mengetahui setiap elemen salam proses tersebut, kita perlu mengetahui cara
terjadinya komunikasi.
·
Komunikasi
Efektif
Menurut Stewart L.Tubbs
dan Sylvia Moss, komunikasi yang efektif menimbulkan 5 hal, yaitu :
1.
Pengertian
Pengertian
artinya penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksud oleh
komunikator. Seringkali pertengkaran atau konflik terjadi karena kita diartikan
oleh orang yang kita ajak bicara. Kegagalan menerima isi pesan secara cermat
disebut kegagalan komunikasi prime (primary breakdown in communication). Dalam
konteks inilah diperlukan pemahaman orang tentang psikologi pesan dan psikologi
komunikator.
2.
Kesenangan
Tidak
semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan informasi dan membentuk
pengertian. Misalnya ketika kita mengucapkan Selamat pagi, apa kabar? Kita
tidak bermaksud mencari keterangan. Komunikasi seperti ini dimaksudkan untuk
menimbulkan kesenangan, yang lazim disebut komuniksai fatis (phatic
communication). Komunikasi seperti ini menjadikan hubungan kita hangat, akrab,
dan menyenangkan. Dalam anilisis Transaksional ini disebut Saya Oke, Anda Oke.
Ini memerlukan psikologi tentang sistem komunikasi interpersonal.
3. Memengaruhi
Sikap
Kita
paling sering melakukan komunikasi untuk mempengaruhi orang lain.
Misalnya
:
Ø Orang
tua di rumah memberikan nasehat agar anaknya menjauhi rokok dan narkoba.
Ø Politisi
ingin menciptakan citra yang baik pada konstituennya.
Yang
disebutkan di atas adalah termasuk komunikasi persuasif. Komunikasi persuasive
memerlukan emahaman tentang factor – factor pada diri komunikator, dan pesan
yang menimbulkan efek pada komunikan. Persuasif didefinisikan sebagai proses
mempengaruhi pendapat,sikap, dan tindakan orang dengan menggunakan psikologis
sehingga orang tersebut berindak seperti atas kehendaknya sendiri.
4.
Hubungan sosial yang baik
Komunikasi juga ditujukan untuk
menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk
menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam
hal interaksi dan asosiasi, pengendalian dan kekuasaan, serta cinta kasih.
Menurut penelitian, bila orang gagal
menumbuhkan hubungan interpersonal, maka ia akan menjadi agresif, senang
berkhayal, dingin, sakit fisik dan mental, dan menderita flight syndrome (ingin
melarikan diri dari lingkungannya).
5.
Tindakan
Persuasi juga ditujukan untuk melahirkan
tindakan yang dikehendaki. Komunikasi untuk menimbulkan pengertian memang
sulit, tetapi lebiih sulit lagi memengaruhi sikap, dan jauh lebih sulit lagi
mendorong orang untuk bertindak. Efektivitas komunikasi biasanya diukur dari
tindakan nyata yang dilakukan komunikan. Tindakan
adalah hasil kumulatif seluruh proses komunikasi. Ia bukan saja memerlukan
pemahamana tentang seluruh mekanisme psikologis yang terlibat dalam proses
komunikasi, tetapi juga termasuk faktor – faktor (yang memengaruhi) perilaku
manusia.
·
Implikasi
Manajerial
Implikasi
manajerial adalah bagaimana meningkatkan produktifitas dengan cara meningkatkan
kapasitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas dari sumber daya yang ada.
Berdasarkan
hasil dari Jurnal yang membahas tentang ‘Pengaruh kesadaran merk, persepsi
kualitas dan loyalitas merk terhadap nilai pelanggan mobil merk TOYOTA’. maka
diajukan beberapa saran serta implikasi manajerial yang dapat diterapkan :
1. Selalu
mempertahankan dan mengingatkan konsumen mengenai kesadaran produk dalam hal ini
adalah mobil merek Toyota. Kesadaran
merek dapat dilakukan melalui penyebaran informasi, mempengaruhi dan
mengingatkan konsumen akan program- program yang telah dilakukan, secara terus
menerus melakukan komunikasi pasar secara kontinyu untuk menanamkan pada benak
konsumen bahwa mobil merek Toyota adalah yang terbaik, sehingga konsumen tidak
hanya mengira bahwa kualitas mobil merek Toyota yang terbaik, tetapi juga
mendekati bukti bahwa produk mobil merek Toyota memang benar-benar yang
terbaik.
2.
Mempertahankan dan meningkatkan kualitas
produk (mobil merek Toyota) dengan didasarkan pada apa yang diinginkan
konsumen, serta terus melakukan inovasi dan pengembangan teknologi untuk
meningkatkan kualitas mobil merek Toyota, sehingga kualitasnya tidak hanya
sesuai dengan harapan konsumen, melainkan dapat melebihi harapan konsumen.
3.
Mempertahankan dan meningkatkan loyalitas
merek pelanggan dengan memahami serta berupaya memenuhi harapan konsumen
melalui pelayanan terbaik yang dimiliki.
Daftar Pustaka
1.
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Grasindo Anggota IKAPI
2.
Wikipedia. 2015. Komunikasi (Online) http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi.
Diakses : 10 Maret 2015
3.
Romli, Khomsahrial. 2014. Komunikasi Organisasi Lengkap, Jakarta :
GRASINDO
4.
Mulyana, Dedy. 2001. Ilmu Komunikasi, Bandung : PT REMAJA
ROSDAKARYA
5. Yuniawan, Ahyar dan Herma Yunitasaril. Juli 2006, “Pengaruh
kesadaran merk, persepsi kualitas dan loyalitas merk terhadap nilai pelanggan
mobil merk TOYOTA”. Jurnal Studi Manajemen & Organisasi Volume 3, Nomor 2, Juli, Tahun 2006, Halaman 27 http://ejournal.undip.ac.id/index.php.
Diakses: 17 Maret 2015
Comments
Post a Comment