Ragam dan Variasi Bahasa
·
VARIASI BAHASA
Variasi atau ragam bahasa merupakan bahasan pokok
dalam studi sosiolinguistik. Bahasa itu menjadi beragam dan bervariasi bukan
hanya penuturnya yang tidak homogen tetapi juga karena kegiatan interaksi
sosial yang mereka lakukan sangat beragam. Berdasarkan penggunanya berarti, bahasa itu digunakan untuk apa, dalam bidang
apa, apa jalur dan alatnya, dan bagaimana situasi keformalannya. Adapun
penjelasan variasi bahasa tersebut adalah sebagai berikut:
a. Variasi bahasa
idioiek
Variasi
bahasa idioiek adalah variasi bahasa yang bersifat perorangan. Menurut konsep
idioiek.
setiap
orang mempunyai variasi bahasa atau idioleknya masing-masing.
b. Variasi bahasa
dialek
Variasi
bahasa dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya
relatif, yang
berada pada suatu tempat, wilayah, atau area
tertentu. Umpamanya, bahasa Jawa dialek
Banyumas, Pekalongan, Surabaya, dan lain sebagainya.
c. Variasi bahasa
kronolek atau dialek temporal
Variasi
bahasa kronolek atau dialek temporal adalah variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok
sosial pada masa tertentu. Misalnya, variasi bahasa Indonesia
pada masa tahun tiga puluhan,
variasi bahasa
pada tahun lima puluhan, dan variasi bahasa pada masa kini.
d. Variasi bahasa
sosiolek
Variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial
para penuturnya. Variasi
bahasa ini menyangkut semua
masalah pribadi para penuturnya, seperti usia, pendidikan, seks,
pekerjaan, tingkat kebangsawanan, keadaan sosial
ekonomi, dan lain sebagainya.
e. Variasi bahasa
berdasarkan usia
Variasi
bahasa berdasarkan usia yaitu varisi bahasa yang digunakan berdasarkan tingkat
usia.
Misalnya variasi bahasa anak-anak akan berbeda dengan variasi remaja atau orang dewasa.
f. Variasi bahasa
berdasarkan pendidikan
Variasi bahasa
yang terkait dengan tingkat pendidikan si pengguna bahasa. Misalnya, orang yang
hanya mengenyam pendidikan sekolah dasar akan berbeda variasi bahasanya dengan orang yang lulus
hanya mengenyam pendidikan sekolah dasar akan berbeda variasi bahasanya dengan orang yang lulus
sekolah
tingkal atas. Demikian pula, orang lulus pada tingkat sekolah menengah atas
akan berbeda
penggunaan variasi bahasanya
dengan mahasiswa atau para sarjana.
g. Variasi bahasa
berdasarkan seks
Variasi bahasa berdasarkan seks adalah variasi bahasa yang terkait dengan
jenis kelamin dalam hal ini
pria atau wanita.
Misalnya, variasi bahasa yang digunakan o!eh ibu-ibu akan berbeda dengan
variasi bahasa yang
digunakan oleh bapak-bapak.
h. Variasi bahasa
berdasarkan profesi, pekerjaan, atau tugas para penutur
Variasi bahasa berdasarkan profesi adalah variasi bahasa yang terkait
dengan jenis profesi, pekerjaan
dan tugas para pengguna bahasa tersebut. Misalnya, variasi yang
digunakan oleh para buruh, guru,
mubalik, dokter, dan lain sebagainya tentu mempunyai perbedaan variasi bahasa.
i. Variasi bahasa
berdasarkan tingkat kebangsawanan
Variasi
bahasa berdasarkan lingkal kebangsawanan adalah variasi yang terkait dengan tingkat dan
kedudukan penuliir (kebangsawanan atau
raja-raja) dalam masyarakatnya.
j. Variasi bahasa
berdasarkan tingkat ekonomi para penutur
Variasi
bahasa berdasarkan tingkat ekonomi para penutur adalah variasi bahasa yang
mempunyai
kemiripan dengan variasi bahasa berdasarkan
tingkat kebangsawanan hanya saja tingkat
ekonomi bukan
mutlak sebagai warisan sebagaimana halnya dengan tingkat kebangsawanan.
·
Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut
pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu
varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain,
termasuk variasi bahasa baku itu sendiri. Variasi di tingkat leksikon,
seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya
atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap
sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri.
Bahasa baku adalah salah
satu dari ragam bahasa yang ada di Indonesia. Ragam bahasa dimungkinkan karena
adanya ragam wilayah pemakaian dan bermacam – macam penutur. Faktor sejarah
perkembangan masyarakat juga turut menimbulkan faktor sejumlah ragam bahasa.
Ragam bahasa yang beraneka ini, masih bahasa Indonesia, karena ciri dan kaidah
tata bunyi, pembentukan kata, tata krama, umumnya sama. Itulah sebabnya kita
masih dapat mengenali beberapa perbedaan dalam perwujudan bahasa Indonesia.
1. Ragam Pandangan Penutur
a. Daerah / Logat
Logat daerah paling kentara karena tata bunyinya yang
mudah dikenali. Logat Indonesia Batak yang dilafalkan oleh putra Tapanuli dapat
dikenali, misalnya, karana tekana kata yang amat jelas; logat Indonesia orang
Bali karena pelafalan bunyi /t/ dan /d/-nya. Ciri-ciri khas yang meliputi
tekanan, turun-naiknya nada, dan panjang-pendeknya bunyi bahasa membangun aksen
yang berbeda-beda. Perbedaan kosakata dan variasi gramatikal tentu ada juga
walaupun mungkin kurang tampak. Ragam dialek dengan sendirinya erat hubungannya
dengan bahasa ibu si penutur.
b. Pendidikan
Ragam
bahasa ini menyilangi ragam dialek, memungkin perbedaan yang jelas antara kaum
yang berpendidikan formal dan yang tidak. Tata bunyi Indonesia golongan yang
kedua itu berbeda dengan fonologi kaum terpelajar. Bunyi /f/ dan gugus konsonan
/ks/, misalnya tidak selalu terdapat dalam ujaran orang yang tidak atau hampr
tidak bersekolah. Bentuk fadil, fakultas, film, fitnah, kompleks,
diucapkan menjadi padil, pakultas, pilem, pitenah, komplek. Perbedaan ini juga
terlihat pada tata bahasa. Kalimat Saya mau tulis surat ke pamanku,
cukup jelas maksudnya, tetapi bahasa yang terpelihara
menurut bentuknya menjadi Saya akan menulis surat itu kepada paman
saya. Jadi, peliharalah penggunaan bahasa Indonesia agar identitas
keterpelajaran kita tampak.
c. Sikap Penutur
Sikap penutur tercermin dalam lagam dan gaya. Pemilihannya
tergantung pada sikap
penutur terhadap
orang yang di ajak bicara atau terhadap pembacanya. Sikap ini antara lain
dipengaruhi oleh umur dan kedudukan yang disapa, pokok persoalan yang hendak
disampaikan, dan tujuan penyampaian informasi. Bentuk ragam tersebut,
misalnya, sikap kaku dan resmi, adat dingin, hambar, hangat, akrab, atau santai
yang tercemin dalam kosakata dan tata bahasa.
2. Ragam Jenis Pemakaian
Ragam
bahasa menurut jenis pemakaiannya dapat dirinci sebagai berikut.
a. Ragam
Bahasa Sudut Pandang Bidang atau Pokok Pembicaraan Penguasaan
Ragam bahasa ini dipengauhi oleh luasnya
pergaulan, pendidikan, profesi, pengalaman, bidang yang
dimaksud ialah agama, politik, ilmu, teknologi,
pertukangan, perdangan, seni rupa, seni sastra,
olah raga, perundang- undangan, dan angkatan bersenjata. Setiap bidang
tersebut
mempunyai kekhasan di bidang
kosakata dan variasi tata bahasanya.
b. Ragam
Bahasa Menurut Sarananya
Ragam bahasa ini lazimnya dibagi atas raga lisan dan
ragam tulis. Perbedaannya terletak pada
suasana dan peristiwa. Dalam bahasa tulis, orang diajak bicara tidak
berhadapan,
akibatnya, bahasa kita perlu lebih terang dan jelas, karena ujaran kita tidak dapat
disertai dengan
gerak dan intonasi sebagai
upaya penekanan. Misalnya, kalimat ujaran Darto tidak
mengambil uangmu, yang disertai tekana khusus pada kata tidak, dalam
ragam tulis mungkin
dapat berbentuk Bukan Darto yang mengambil
uangmu.
c. Ragam
yang Mengalami Gangguan Pencampuran
Ragam ini ditandai dengan adanya proes pencampuran
bahasa yang digunakan secara
berdampingan sehingga muncul bahasa
sleng, misalnya. Bahasa ini tidak layak digunakan
sebagai bahasa baku. Ada bahasa sleng berdasarkan geogafi, misalnya bahasa orang
Cirebon adalah pencampuran antara bahasa Jawa dan Sunda, ada
juga bahasa sleng berdasarkan
kepentingan tertentu(rahasia.sandi/praktis).
kepentingan tertentu(rahasia.sandi/praktis).
3. Ragam Bahasa Ilmiah
Bahasa Indonesia sebagai mana bahasa umumnya
digunakan untuk tujuan tertentu dan dalam konteks. Tujuan dan konteks ini akan
menentukan ragam bahasa yang harus digunakan. Seorang yang menggunakan bahasa
Indonesia untuk pidato/orasi politik, misalnya akan menggunakannya untuk hotbah
atau bahan kuliah. Dalam dunia akademis, ragam bahasa yang digunakan ialah
ragam bahasa ilmiah, yang mempunyai ciri sebagai mana cirri bahasa baku.
Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam yang digunakan dalam
menulis karya ilmiah merupakan salah satu ragam yang digunakan dalam menulis
karya ilmiah, baik tulis maupun lisan, dalam memaparkan fakta, konsep, teori,
atau gabungan dari ketiganya. Bahasa ilmiah harus cendekia, lugas, dan jelas.
Cendekia yaitu mampu digunakan secara tepat untuk mengungkapkan hasil pemikiran
yang logis, yakni mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama. Lugas dan
jelas yaitu menyampaikan gagasan secara langsung. Bahasa ilmiah tidak
menggunakan kalimat fragmentaris, yaitu kalimat yang belum
selesai, dampak dari keinginan penulis untuk mengungkapkan gagasan dalam
beberapa kalimat tanpa disadari kalimat tidak mempunyai kesatuan gagasan.
Bahasa ilmiah betolak dari gagasan artinya diarahkan pada gagasan bukan pada
penulis, kalimat yang digunakan didominasi kalimat pasif. Sifat formal dan
objektif di tandai antara lain oleh pilihan kata yang formal dan tepat,
struktur kalimat yang lengkap, dan tidak ada unsur bahasa yang mubazir. Sifat
konsisten tampak pada penggunaan unsurr bahasa, tanda baca dan istilah yang
sesuai dengan kaidah.
Ciri – ciri Ragam Bahasa Ilmiah :
Ciri – ciri Ragam Bahasa Ilmiah :
a. Bersifat formal. Oleh karena itu tingkat bahasa yang digunakan juga tingkat
bahasa formal
bukan harian (Johanes, 1979). Gagasan yang disampaikan didasarkan atas fakta dan tidak berpihak
pada siapapun.
bukan harian (Johanes, 1979). Gagasan yang disampaikan didasarkan atas fakta dan tidak berpihak
pada siapapun.
b. Ragam bahasa baku. Bahasa
yang digunakan mengikuti kaidah-kaidah bahasa Indonesia baku.
c.
Bukan suatu dialek. Oleh karena itu, dalam Karya
Tulis Ilmiah dihindari ungkapan-ungkapan yang
berbau dialek.
berbau dialek.
d.Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah lebih
komunikasi dengan pikiran daripada perasaan, bersifat tenang,
sederhana, tidak emosional, tidak ekstrim,tidak berlebihan.
sederhana, tidak emosional, tidak ekstrim,tidak berlebihan.
e. Komunikasi gagasan dalam Karya Tulis
Ilmiah harus dinyatakan secara lengkap, jelas, ringkas,
meyakinkan, dan tepat.
meyakinkan, dan tepat.
f. Hindari bahasa yang usang, kolot,
dan basi, kata-kata yang mubazir,kalimat yang mendua
arti/bermakna ganda.
arti/bermakna ganda.
g. Karya Tulis Ilmiah lazim menggunakan diagram,
gambar, tabel dan analisis ilmu pasti.
h. Tanda baca, lambang ilmiah, singkatan,
rujukan, jenis huruf dalam Karya Tulis Ilmiah sangat
diperhatikan.
diperhatikan.
Referensi :
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa Diakses Pada Tanggal 2 Oktober 2015.
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa Diakses Pada Tanggal 2 Oktober 2015.
2. Minto
Rahayu, 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, Penerbit
PT Grasindo, Jakarta.
3. http://teorikux.blogspot.co.id/2013/10/variasi-dan-ragam-bahasa_1.html Diakses Pada Tanggal
2 Oktober 2015.
2 Oktober 2015.
4. A.G. Haryanto, Hartono Ruslijanto, dan
Datu Mulyono. 2000.Metode Penulisan dan Penyajian Karya
Ilmiah: Buku Ajar Untuk Mahasiswa.Jakarta: EGC.
Ilmiah: Buku Ajar Untuk Mahasiswa.Jakarta: EGC.
Comments
Post a Comment