Diksi (Pilihan Kata)
Diksi, dalam arti
aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya
ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti "diksi"
yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata -
seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga
kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan
intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.
Diksi memiliki
beberapa bagian; pendaftaran - kata formal atau informal dalam
konteks sosial - adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan
bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan
karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan
fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang
berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga
memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks.
Diksi terdiri dari
delapan elemen: Fonem, Silabel, Konjungsi, Hubungan, Kata benda, Kata kerja, Infleksi,
dan Uterans.
1. Fonem
Fonem sebuah
istilah linguistik dan merupakan satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang masih
bisa menunjukkan perbedaan makna. Fonem berbentuk bunyi. Misalkan dalam bahasa
Indonesia bunyi [k] dan [g] merupakan dua fonem yang berbeda, misalkan dalam
kata "cagar" dan "cakar". Tetapi dalam bahasa Arab hal ini
tidaklah begitu. Dalam bahasa Arab hanya ada fonem /k/. Sebaliknya dalam bahasa
Indonesia bunyi [f], [v] dan [p] pada dasarnya bukanlah tiga fonem yang
berbeda. Kata provinsi apabila dilafazkan sebagai [propinsi], [profinsi] atau
[provinsi] tetap sama saja.
2. Silabel
Suku kata atau
silabel (bahasa Yunani: συλλαβή sullabē) adalah unit pembentuk kata yang
tersusun dari satu fonem atau urutan fonem. Sebagai contoh, kata wiki terdiri
dari dua suku kata: wi dan ki. Silabel sering dianggap sebagai unit pembangun
fonologis kata karena dapat mempengaruhi ritme dan artikulasi suatu kata.
3. Konjungsi
Konjungsi kata atau
ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata,
frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat. Contoh:
dan, atau, serta. Preposisi dan konjungsi adalah dua kelas yang memiliki anggota
yang dapat beririsan. Contoh irisannya adalah karena, sesudah, sejak, sebelum.
4. Nomina
Nomina atau kata
benda adalah kelas kata yang menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua
benda dan segala yang dibendakan. Kata benda dapat dibagi menjadi dua: kata
benda konkret untuk benda yang dapat dikenal dengan panca indera (misalnya
buku), serta kata benda abstrak untuk benda yang menyatakan hal yang hanya
dapat dikenal dengan pikiran (misalnya cinta). Selain itu, jenis kata ini juga
dapat dikelompokkan menjadi kata benda khusus atau nama diri (proper noun) dan
kata benda umum atau nama jenis (common noun). Kata benda nama diri adalah kata
benda yang mewakili suatu entitas tertentu (misalnya Jakarta atau Ali),
sedangkan kata benda umum adalah sebaliknya, menjelaskan suatu kelas entitas
(misalnya kota atau orang).
5. Verba
Verba (bahasa
Latin: verbum, "kata") atau kata kerja adalah kelas kata yang
menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau
pengertian dinamis lainnya. Jenis kata ini biasanya menjadi predikat dalam
suatu frasa atau kalimat. Berdasarkan objeknya, kata kerja dapat dibagi menjadi
dua: kata kerja transitif yang membutuhkan pelengkap atau objek seperti memukul
(bola), serta kata kerja intransitive yang tidak membutuhkan pelengkap seperti
lari.
6. Infleksi
Adalah proses
penambahan morpheme infleksional kedalam sebuah kata yang mengandung indikasi
gramatikal seperti jumlah, orang, gender, tenses, atau aspek.
7. Uterans
Merupakan sub
elemen dari fungsionalitas Diksi, dan mempengaruhi Diksi berdasarkan kemampuan
bahasa dengan kriteria penggunaan dan pemahaman yang jelas dan efektif.
Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa
Departemen Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yg tepat dan selaras (dalam
penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
(seperti yang diharapkan). Fungsi dari diksi antara lain :
·
Membuat pembaca
atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang
disampaikan oleh pembicara atau penulis.
·
Untuk mencapai
target komunikasi yang efektif.
·
Melambangkan
gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
· Membentuk gaya
ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan
pendengar atau pembaca.
Macam macam
hubungan makna :
1. Sinonim
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.
2. Antonim.
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.
3. Polisemi.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
4. Hiponim.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
5. Hipernim.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
6. Homonim.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
7. Homofon.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
8. Homograf.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Makna Denotasi
Makna Denotasi
merupakan makna kata yang sesuai dengan makna yang sebenarnya atau sesuai
dengan makna kamus.Contoh :Adik makan nasi.Makan artinya memasukkan sesuatu ke
dalam mulut.
Makna Konotasi
Jika makna Denotasi
adalah makna yang sebenarnya, maka seharusnya Makna Konotasi merupakan makna
yang bukan sebenarnya dan merujuk pada hal yang lain. Terkadang banyak eksperts
linguistik di Indonesia mengatakan bahwa makna konotasi adalah makna kiasan,
padahal makna kiasan itu adalah tipe makna figuratif, bukan makna konotasi.
Makna Konotasi tidak diketahui oleh semua orang atau dalam artian hanya
digunakan oleh suatu komunitas tertentu. Misalnya Frase jam tangan.Contoh:Pak
Slesh adalah seorang pegawai kantoran yang sangat tekun dan berdedikasi. Ia
selalu disiplin dalam mengerjakan sesuatu. Pada saat rapat kerja, salah satu
kolega yang hadir melihat kinerja beliau dan kemudian berkata kepada sesama
kolega yang lain “Jam tangan pak Slesh bagus yah”.
Dalam ilustrasi
diatas, frase jam tangan memiliki makna konotasi yang berarti sebenarnya
disiplin. Namun makna ini hanya diketahui oleh orang-orang yang bekerja di
kantoran atau semacamnya yang berpacu dengan waktu. Dalam contoh diatas, Jam
Tangan memiliki Makna Konotasi Positif karena sifatnya memuji.
Makna konotasi
dibagi menjadi 2 yaitu konotasi positif merupakan kata yang memiliki
makna yang dirasakan baik dan lebih sopan, dan konotasi negatif merupakan kata
yang bermakna kasar atau tidak sopan.
Referensi :
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Diksi. Diakses Pada Tanggal 9 Oktober 2015.
2. https://disclamaboy.wordpress.com/2012/11/02/diksi-pengertian-dan-macam
macamnya/ Diakses
Pada Tanggal 9 Oktober 2015.
3. http://tugasmanajemen.blogspot.co.id/2011/04/pengertian-fungsi-dan-elemen
elemen.html. Diakses
Pada Tanggal 9 Oktober 2015.
Comments
Post a Comment