Posts

Showing posts from April, 2016

Penalaran Induktif

Pantun

Pantun adalah sebuah bentuk puisi khas Melayu yang terdiri atas empat baris. Rimanya a-b-a-b dan dua larik pertama tidak saling terkait dengan dua larik berikutnya dari segi isi, namun kedua pasangan itu memiliki hubungan bunyi dan irama yang erat. Ada pantun yang dibuat untuk saling memadu kasih, yang disebut dengan pantun berkasih - kasihan , dan ada pula yang isinya jenaka dan disebut dengan pantun jenaka.   Contoh Pantun Berkasih - kasihan Jangan suka dibenang - benang  Kalau dibenang memutus tali Jangan suka dikenang - kenang  Kalau dikenang meracun hati Contoh Pantun Jenaka Naik ke bukit beli lada  Lada sebiji dibelah tujuh Apa sakitnya berbini janda Anak tiri boleh disuruh Referensi : Melani, dkk., 2008. Membaca Sastra (pengantar memahami sastra untuk perguruan tinggi). Magelang: Indonesia Tera.

Sinopsis Asal Usul Danau Toba

Dahulu kala, hiduplah seorang pemuda yatim piatu yang miskin. Ia tinggal seorang diri di bagian   Utara Pulau Sumatra yang sangat kering. Ia hidup dengan bertani dan memancing ikan. Suatu hari, ia memancing dan mendapatkan ikan tangkapan yang aneh. Ikan itu besar dan sangat indah. Warnanya keemasan. Ia lalu melepas pancingnya dan memegangi ikan itu. Tetapi saat tersentuh tangannya, ikan itu berubah menjadi seorang putri yang cantik! Ternyata ia adalah ikan yang sedang dikutuk para dewa karena telah melanggar suatu larangan. Telah disuratkan, jika ia tersentuh tangan, ia akan berubah bentuk menjadi seperti makhluk apa yang menyentuhnya. Karena ia disentuh manusia, maka ia juga berubah menjadi manusia. Pemuda itu lalu meminang putri ikan itu. Putri ikan itu menganggukan kepalanya tanda bersedia. Tetapi putri ikan itu memiliki satu permintaan yaitu supaya pemuda tersebut menjaga rahasianya bahwa putri tersebut berasal dari seekor ikan. Lalu pemuda tersebut menyanggupiny

Arti Bahasa

Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya.  Sistem tersebut mencakup unsur – unsur berikut : 1. Sistem lambang yang bermakna dan dapat dipahami oleh masyarakat pemakainya. 2.  Sistem lambang tersebut bersifat konvensional yang ditentukan oleh masyarakat     pemakai berdasarkan kesepakatan. 3. Lambang - lambang tersebut bersifat arbiter (kesepakatan) digunakan secara     berulang dan tetap. 4. Sistem lambang tersebut bersifat terbatas, tetapi produktif. 5. Sistem lambang bersifat unik, khas, dan tidak sama dengan lambang bahasa lain. 6. Sistem lambang dibangun berdasarkan kaidah yang bersifat universal. Hal ini     memungkinkan bahwa suatu sistem bisa sama dengan sistem bahasa lain. Referensi : Hs, Widjono. 2007.   Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi . Cet. 2. J